The Courage to be Disliked
[Book Note]
Penulis: Ichiro Kishimi, Fumitake Koga
Buku ini mengenai psikologi Adler, ditulis dalam bentuk percakapan antara seorang filsuf dan seorang anak muda. Filsuf ini menjelaskan tentang psikologi Adler dan anak muda ini berusaha memahami dan pada awalnya menentang kebenarannya.
Tiga hal penting yang saya dapat dari buku ini
- Permasalahan berasal dari interpersonal relationship
- Separation of task
Pembagian tugas atau tanggung jawab.
Masalah bisa muncul karena seseorang melanggar tanggung jawab yang semestinya dilakukan orang lain.
Ilustrasi : kita bisa membimbing unta ke mata air, namun tidak bisa memaksa unta itu untuk minum air. Membimbing unta ke mata air adalah tugas kita, namun minum air adalah tugas si unta untuk melakukannya.
- Horizontal relationship
Semua manusia punya kesetaraan, bukan ada yang lebih tinggi atau lebih rendah (vertical relationship).
Misalnya hubungan atasan — bawahan, orang tua — anak, ada kesetaraan walaupun tidak sama, memang ada perbedaan tugas, namun kita bisa memperlakukan setiap manusia sama.
- Inferiority complex dan superiority
Inferiority adalah perasaan kurang dibandingkan dengan orang lain.
Sedikit ada inferiority tidak apa — apa, asalkan kita bisa menanggapinya secara positif misalnya belajar dan berusaha lebih giat karena adanya perasaan kurang tadi.
Namun yang tidak baik adalah punya inferiority complex, artinya selalu merasa kurang dan tidak bisa mengubahnya.
Misalnya saya tidak punya pendidikan dari sekolah yang baik, maka saya tidak bisa sukses.
Penyebab — akibat, karena tidak punya A maka saya tidak bisa mencapai B.
Menyambung dengan horizontal relationship, jika kita punya hal ini maka tidak perlu merasa inferior dengan orang lain.
Superiority sebaliknya juga hanya beda tipis dengan inferiority, orang ingin merasa lebih tinggi dari orang lain sehingga memalsukan diri mereka.
Salah satu contoh dengan menggunakan barang — barang mahal untuk merasa diri lebih berharga.
2. Etiology dan Teleology
Etiology, sebab — akibat, karena adanya kejadian A di masa lalu maka keadaan saya sekarang menjadi B.
Adler menolak hal ini, dia berpendapat bahwa manusia bisa berubah kapanpun ia mau. Trauma tidak ada.
Teleology, bukan sebab-akibat namun ke tujuan
3. Bagaimana bisa bahagia
Adler berpendapat bahagia itu hal yang sederhana dan kita bisa mencapai kebahagiaan saat ini juga.
- Keberanian untuk berbahagia
Namun masalahnya adalah kita tidak berani untuk bahagia.
Juga untuk perubahan, setiap manusia bisa berubah jika menghendakinya, namun masalahnya kita tidak berani untuk berubah. Di bawah sadar takut untuk kehilangan kenyamanan, hal — hal yang sudah terbiasa melakukan.
- Tidak mencari penghargaan, apresiasi dari orang lain.
Jika berusaha mencari apresiasi, kita akan selalu berusaha melakukan hal — hal baik karena untuk diapresiasi. Akan melelahkan untuk bisa hidup menurut harapan orang lain.
Kita melakukan yang kita lakukan karena hal itu benar dan penting menurut kita. Misalnya mengosongkan tempat sampah, bisa jadi kita diapresiasi karena membersihkannya. Namun ketika kita berhenti melakukannya ketika tidak ada orang lain yang mengapresiasi maka itu kurang tepat.
Seharusnya tidak perlu ada reward and punishment, karena bisa mendorong orang untuk melakukan sesuatu karena ada reward nya atau supaya biar tidak kena punishment.
Jadi kita melakukan sesuatu adalah karena memang bagi kita penting dan bukan untuk mendapat apresiasi orang lain.
- Berkontribusi terhadap orang lain maupun komunitas
Secara Being, misalkan tidak melakukan sesuatu namun cukup dengan kehadiran kita bisa berkontribusi terhadap orang lain.
Doing, bisa lewat karya dan pekerjaan kita berkontribusi terhadap orang lain.
- Freedom
Kebebasan, keberanian untuk dibenci orang lain
Self acceptance, menerima diri kita apa adanya, hal-hal yang bisa kita ubah dan hal-hal yang tidak bisa kita ubah.
Confidence pada orang lain, bukan trust.
Contoh trust adalah misal saat mengajukan KPR pada bank dan diterima maka artinya bank mempunyai trust pada kita karena telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Orang lain adalah bukan musuh namun sebagai kawan. Jadi hidup bukan persaingan dengan orang lain.
Bukan perlombaan siapa yang naik tangga lebih tinggi, namun semua orang berlari pada lintasan datar yang sama, tidak peduli ada di depan maupun di belakang, yang penting adalah bergerak maju.
- Hidup pada saat ini
Bukan mengingat, menyesali masa lalu maupun khawatir pada masa depan.
Kita bisa menggangapnya dengan hidup di bawah lampu sorot saat ini, jadi yang di belakang maupun di depan kita tidak bisa melihatnya.